Home

Minggu, 26 Desember 2021

MODUL 12 SEJARAH KELAS XII / PAKET C / SETARA SMA IPS


 MODUL 12 KEMAJUAN DI ERA GLOBAL


UNIT 1

MENATAP MASA DEPAN MANUSIA

A. Kebenaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

                Pengetahuan tidak sama dengan ilmu pengetahuan. Pengetahuan merupakan hal-hal yang dilakukan sehari-hari tanpa mengetahui asal-usulnya yang sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya (Poedjawijatna, 2004:23). Misalnya kita makan menyuap menggunakan tangan kanan sejak kecil. Sedangkan ilmu pengetahuan haruslan memenuhi syarat-syarat sifat ilmiah (Poedjawijatna, 2004:24-26). Ilmu pengetahuan disyaratkan harus memiliki objek. Kebenaran hanya diakui bila objeknya benar. Syarat yang kedua dari ilmu pengetahuan adalah memiliki metode, yaitu cara-cara tertentu yang logis untuk menemukan kebenaran.

                Ilmu pengetahuan harus bersifat universal, artinya dapat dibuktikan kapan saja dan di mana saja. Dan syarat keempat dari ilmu pengetahuan adalah sebagai suatu sistem. Di mana aspek yang satu merupakan keterjalinan hubungan sebagai keseluruhan. Sedangkan teknologi adalah kemampuan menerapkan ilmu pengetahuan. Jadi teknologi adalah ilmu pengetahuan terapan. Teknologi adalah kemampuan menerapkan suatu pengetahuan dan kepandaian membuat sesuatu yang berkenaan pengetahuan dengan suatu produk, yang berhubungan dengan seni serta berlandasan pengetahuan ilmu ekstaksa bersandarkan pada aplikasi dan implitasi ilmu pengetahuan itu sendiri.

                Kebenaran dalam ilmu pengetahuan dan eknologi didasarkan pada hal-hal berikut :

1. Kebenaran yang pertama berkaitan dengan kualitas pengetahuan. Artinya bahwa setiap pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang yang mengetahui suatu objek ditilik dari jenis pengetahuan yang dibangun. Maksudnya pengetahuan itu meliputi: pengetahuan biasa, pengetahuan ilmiah, pengetahuan fi lsafat, dan pengetahuan agama.

2. Kebenaran pengetahuan yang kedua berkaitan dengan sifat atau karakteristik dari bagaimana cara atau dengan alat apakah seseorang membangun pengetahuannya itu. Apakah membangunnya dengan penginderaan atau akal pikirnya, atau rasio, intuisi, atau keyakinan.

3. Kebenaran pengetahuan yang ketiga adalah nilai kebenaran pengetahuan yang dikaitkan atas ketergantungan terjadinya pengetahuan itu. Artinya bagaimana relasi atau hubungan antar subjek dan objek. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berlangsung sangat cepat dan dinamis. Kontinuitas perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa dampak pada perubahan di segala lini kehidupan. Perubahan mendasar berlangsung di semua wilayah, dengan demikian perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bersamaan dengan tumbuhnya arus globalisasi. Globalisasi ini selain dalam tata hubungm antar-bangsa dan antar-negara, juga meliputi pula globalisasi di bidang informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi serta ekonomi. Sebagai salah satu dampak langsung proses globalisasi tersebut adalah terciptanya suatu suasana keterbukaan. Suasana keterbukaan yang membangkitkan persaingan yang kuat. Kecepatan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada suatu bangsa dan negara akan mendudukkan bangsa dan negara itu sebagai bangsa dan negara yang unggul. Sebab dengan keunggulan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka bangsa dan negara itu akan menguasai bangsa dan negara lain. Oleh karena itu, mau atau tidak mau semua bangsa dan negara terbawa arus globalisasi.

B. Etika Keilmuan

                Etika keilmuan diperlukan untuk menjawab pertanyaan bagaimana kalau ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan oleh manusia berdampak negatif? Etika keilmuan mendasarkan pada sikap ilmiah, yaitu kritis dalam mencari kebenaran yang terbuka untuk diuji oleh siapa pun, logis yaitu memiliki dasar berpikir yang masuk akal, dan empiris yakni didasarkan atas bukti-bukti yang nyata dan sah. Tantangan dalam pencarian kebenaran ilmiah adalah kejujuran dan keterbukaan. Kejujuran mengindikasikan untuk terbuka diuji kebenarannya yang membawa kemajuan ilmu pengetahuan, menemukan teknologi, dan menghasilkan inovasi. Keterbukaan memberi semua informasi kepada orang lain untuk memberi penilaian terhadap sumbangan dan/atau penemuan imiah.

                Etika keilmuan dikembangkan sejak di bangku sekolah. Siswa dilatih dan dibimbing untuk menemukan kebenaran ilmiah. Siswa juga dilatih untuk jujur dalam mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi. Perilaku tidak jujur dalam belajar akan membekas sebagai sikap yang tidak percaya akan kemampuan diri dalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, siswa mestinya membebaskan diri dari perilaku mencontek dalam belajar. Jawaban mencontek tidak dapat dipertanggungjawabkan. Sebab ketika jawaban tersebut dikonfi rmasi kembali, siswa akan kesulitan membuktikan jawaban tersebut. Padahal dalam kebenaran ilmiah harus dapat dibuktikan juga oleh orang lain kapan saja. Sikap yang terpuji adalah mengakui kelemahan diri apabila belum menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut. Untuk kemudian hari belajar lagi dan menjawab pertanyaan dengan penuh percaya diri.

C. Glokalisasi Ilmu

                Pengetahuan dan Teknologi Glokalisasi adalah perpaduan antara globalisasi dan lokalisasi. Globalisasi bergerak ke arah penyeragaman (homogenitas), sedangkan lokalisasi bergerak ke arah perbedaan (heterogenitas). Bagaimana ilmu pengetahuan dan teknologi digunakan di Indonesia. Ilmu pengetahuan dan teknologi memiliki kecenderungan menggunakan pendekatan yang bersifat universal, yaitu kondisi yang sejalan dengan globalisasi. Namun di kemudian hari, Indonesia juga dapat mengambil sikap dengan berbasis pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang universal, dikembangkan juga objek dan metode ilmu pengetahuan dak teknologi yang berangkat dari situasi Indonesia. Paling tidak, konteks penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak boleh bertentangan dengan dasar-dasar kehidupan yang khas Indonesia. Dengan kata lain, dalam berpikir kita mengikuti alur globalisasi tetapi dalam tindakan mengikuti konteks lokal, dalam hal ini konteks Indonesia (Ritzer, 2004: 589). Contoh paling nyata di hadapan kita adalah produk mie instan. Mie instan merupakan makanan yang dirancang untuk melintasi batas-batas negara-negara. Ketika sampai ke hidangan orang Indonesia, maka mie instan tersebut telah menggunakan label lokal, khas Indonesia, seperti rasa rendang, rasa soto kari, rasa sambal balado. Pada sisi lain, produk-produk lokal tengah berusaha memperkenalkan diri dalam arus globalisasi. Contoh lain, tentang ilmu kegempabumian, Indonesia merupakan negara yang berada pada lingkar gunung berapi dan lempeng bumi yang sering menyebabkan gempa bumi. Ilmu kegem pabumian Indonesia lebih maju dibandingkan dengan negara-negara lain, karena banyak data yang dapat dianalisis menjadi temuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Begitu juga ilmu tentang fl ora dan fauna, karena Indonesia memiliki tumbuhan dan binatang yang khas dari Asia dan Australia.  


UNIT 2

                Sejarah peradaban manusia sangat panjang yang ditandai oleh berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu pengetahuan dan teknologi dikenalkan melalui temuan huruf yang selanjutnya digunakan dalam komunikasi antar-bangsa. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong industrialisasi. Kelimpahan produk dari industrialisasi mempermudah memperoleh barang dengan harga yang murah. Tetapi berdampak pada urbanisasi, perbudakan, dan penjajahan.

                Laju ilmu pengetahuan dan teknologi tidak dapat dibendung, karena sudah dianggap sebagai bagian dari globalisasi. Namun masih dimungkinkan adanya glokalisasi ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada sisi pengguaan ilmu pengetahuan dan teknologi tetap mengacu pada kebenaran ilmiah. Weconomist adalah model berpikir yang didasarkan pada kemajuan teknologi dengan memilah bagian-bagian dan memberdayakan secara praktis dan efisien (Stillman, 2018: xviii). Hal itu kemudian berimplikasi pada pola hidup “sharing economy” (Stillman, 2018: 148). Salah satu wujudnya antar lain adalah naik mobil “orang lain” tidak merasa aneh, seperti taksi atau ojek on-line.

A.      Weconomist

                Juga melihat perlunya memiliki banyak akal – We-sourceful (Stillman, 2018: 150-154), antara lain dengan memanfaatkan waktu dan menginvestasikan waktu. Mengubah konsep dari saya menjadi kita (Stillman, 2018: 157- 161). Lebih jauh Munandar (T.t.) menjelaskan, bahwa konsep ekonomi berbagi merupakan fenomena di era on-line yang sudah merebak ke seluruh dunia. Konsep ini tumbuh dan berkembang bersama dengan kemajuan teknologi. Ekonomi berbagi menjadi sangat menarik dan mudah diterapkan, karna penggunaan platform on-line. Siapa saja bisa menjalakan konsep ini dan tidak memerlukan modal yang cukup besar.

                Misalnya kita pengen jual atau beli barang dengan mudah dan efi sien, hanya cukup bermodal handphone yang berbasis android dan ios atau menggunakan perangkat komputer atau laptop yang terkoneksi dengan jaringan internet, maka dengan mudah kita dapat menawarkan barang ke pembeli atau mencari barang yang ini di beli.

                Penerapan konsep ekonomi berbagi pada platform on-line membuka kesempatan dan peluang untuk kita menjadi pebisnis yang tidak memerlukan modal cukup besar. Syaratnya kita harus melek teknologi dan mempunyai jiwa bisnis. Adanya “toko on-line” dimungkinkan di masa depan terjadi pergeseran fungsi mall atau toko yang sesungguhnya. Di masa yang akan datang istilah “toko” bukan sebatas tempat jualan, tetapi sarana untuk membeli sesuatu barang dan jasa. Dalam hal yang demikian, maka diperlukan perilaku jujur untuk mendeskripsikan barang atau jasa yang dijual. Tanpa kejujuran akan terjadi ketidakpercayaan konsumen kepala layanan “toko” tersebut. Perlu diantisipasi juga faktor penipuan, karena transaksi bersifat elektronik bisa saja terjadi hal tersebut.

                Barang yang sudah dipesan dan dibayar ternyata oleh penjual di “toko” tersebut tidak dikirim atau barang tidak sesuai dengan spesifi kasi. Pada sisi lain, barang atau jasa yang dijual bukan saja menjelaskan spesifi kasinya, tetapi ke depan dibutuhkan standarisasi ukuran. Misalnya size baju dengan ukuran S, M, L, atau XL dengan disebutkan ukuran inci yang sebagaimana ukuran panjang yang berlaku di semua negara.

B.      Big Data

                Big data adalah istilah umum untuk segala kumpulan himpunan data dalam jumlah yang sangat besar dan kompleks sehingga menjadikannya sulit untuk ditangani atau di proses jika hanya menggunakan manajemen basis data biasa atau aplikasi pemroses data tradisional (Efendi dalam IT-Jurnal.com).               

                Big Data menjamin pemrosesan solusi data dengan varian baru maupun yang sudah ada untuk memberikan manfaat nyata bagi bisnis. Namun pengolahan data dengan ukuran dan kompleksitas besar tetap sekedar solusi teknologi kecuali jika dikaitkan dengan tujuan bisnis. Big Data meliputi tiga hal – biasa disingkat dengan 3V – yaitu volume, velocity, dan variety (Maryanto, 2017). Volume terkait dengan besaran data yang harus dikelola berukuran super besar. Velocity berkenaan dengan kecepatan pemrosesan data yang harus mengimbangi pesatnya pertumbuhan jumlah data. Sedangkan variety merujuk pada karakteristik sumber data yang sangat beragam, baik itu yang berasal dari basis data yang terstruktur maupun juga dari data-data yang tidak terstruktur.

C.      Artifi cial intelligence (AI)

                atau kecerdasan buatan, dengan mengutip pendapat beberapa ahli, Amrizal (2013: 2) menyatakan, bahwa AI adalah bidang studi yang berusaha menerangkan dan meniru perilaku cerdas dalam bentuk proses komputasi. AI adalah studi tentang cara membuat komputer melakukan sesuatu yany sampai saat ini, orang dapat melakukannya lebih baik. AI adalah cabang ilmu komputer yang berhubungan dengan otomasi perilaku yang cerdas. AI adalah bidang studi yang berhubungan dengan penangkapan, pemodelan, dan penyimpanan kecerdasan manusia dalam sebuah sistem teknologi informasi sehingga sistem tersebut dapat memfasilitasi proses pengambilan keputusan yang biasanya dilakukan oleh manusia. Dengan demikian dapat dikatakan, bahwa AI merupakan proses komputasi untuk menyelesaikan berbagai masalah berdasarkan data.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TOLERANSI DALAM KEBHINNEKAAN BANGSA

  TOLERANSI DALAM KEBHINNEKAAN BANGSA   Toleransi berasal dari bahasa Latin 'tolerantia' yang memiliki arti kelembutan hati, kel...