Home

Jumat, 22 April 2022

ROTASI DAN REVOLUSI BUMI

 MATERI IPA KELAS VI - SDN 3 SINGOJURUH

SEMESTER GENAP - TAHUN PELAJARAN 2021/2022


ROTASI DAN REVOLUSI BUMI

Rotasi Bumi

        Setiap hari, bumi terus mengalami perputaran. Bumi dapat bergerak dengan porosnya. Perputaran ini dinamakan Rotasi Bumi. Rotasi bumi ada arahnya. Bumi berputar menuju ke arah timur atau melawan arah perputaran jarum jam. Waktu yang dibutuhkan bumi dalam satu kali berotasi yaitu 23 jam 56 menit 3 detik atau sekitar 24 jam. Selama berotasi poros bumi selalu miring 23,5 derajat dari garis tegak lurus. Arah rotasi ini menyebabkan berbagai peristiwa yang dapat kita rasakan dari Bumi. Misal, terjadinya siang dan malam, serta perbedaan waktu antar negara.

Dampak dari Rotasi Bumi

Adapun dampak yang kita rasakan ketika bumi melakukan rotasi (perputaran pada porosnya), antara lain sebagai berikut.

1.     Terjadinya siang dan malam

2.     Perbedaan waktu di bumi

3.     Gerak semu harian matahari

4.     Perubahan arah angin 

Terjadinya Siang dan Malam

            Rotasi bumi dapat kita amati buktikan dengan mengamati gerak semu matahari. Saat pagi hari, kita melihat matahari terbit dari timur, sedangkan pada sore hari matahari terbenam di barat. Gerak semu matahari mengesankan seolah-olah matahari bergerak dari timur ke barat. Sebenarnya, bumi lah yang bergerak pada porosnya sehingga seolah-olah benda langit di sekitarnya bergerak. Bagian bumi yang menghadap matahari menjadi terang dan kita sebut dengan siang, sedangkan bagian bumi yang membelakangi matahari akan gelap dan kita sebut dengan malam hari. Oleh karena itu, saat kita di Indonesia mengalami siang hari, ada bagian bumi lain yang sedang mengalami malam hari begitu sebaliknya.

 

Perbedaan Wilayah Waktu di Bumi

            Perbedaan waktu di bumi merupakan salah satu akibat dari rotasi bumi, Jika kita mengamati globe atau peta, kita akan melihat dua jenis garis. Garis-garis tersebut adalah garis khayal lintang dan bujur. Garis Lintang adalah garis khayal yang membagi bumi menjadi bagian uatar dan selatan. Garis Bujur adalah garis khayal yang membagi bumi menjadi bagian barat dan timur. Garis bujur berfungsi sebagai pedoman pembagian waktu seluruh dunia.

            Setiap satu kali berotasi, bumi berputar 360 derajat. Perputaran 360 derajat tersebut ditempuh dalam waktu sekitar 24 jam, maka setiap 1 jam bumi berputar sejauh 15 derajat. Dengan perhitungan tersebut, kita dapat menghitung perbedaan waktu berdasarkan garis bujur. garis bujur 0 terletak di kota Greenwich, Inggris. Waktu internasional tersebut dikenal sebagai GMT (Greenwich Mean Time). Waktu di belahan bumi bagian timur (0 derajat sampai 180 derajat BT) lebih cepat satu hari dibandingkan belahan bumi bagian barat (0 derajat sampai 180 derajat BB).

 

Indonesia terletak diantara 95 derajat BT dan 141 derajat BT, sehingga panjang wilayah Indonesia adalah 46 derajat. Jika setiap 15 derajat terdapat selisih waktu 1 jam, maka Indonesia memiliki tiga daerah waktu. Tiga daerah waktu tersebut Waktu Indonesia Barat (WIB), Waktu Indonesia Tengah (WITA), Waktu Indonesia Timur (WIT). Perbedaan daerah waktu yang ada di Indonesia mengakibatkan kita perlu menyesuaikan aktivitas kita sesuai dengan waktu daerah tersebut.

Gerak semu harian matahari

            Gerakan semu Matahari adalah gerakan yang menyebabkan Matahari seperti bergerak. Tetapi, sebenarnya Matahari tidak bergerak, karena menjadi pusat tata surya. Jadi, yang sebenarnya bergerak adalah benda-benda langit yang ada di tata surya, termasuk planet kita Bumi. Pergerakan Planet Bumi menyebabkan gerakan semu tahunan dan gerakan semu harian. 

Perubahan arah angin

            Pembelokan arah angin dan arus laut ini juga terjadi akibat rotasi bumi yang menyebabkan angin yang bergerak ke arah Khatulistiwa di belahan bumi utara bergerak searah jarum jam. Sedangkan pada angin di belahan bumi selatan bergerak berlawanan arah jarum jam. Pembelokan arah angin dan arus laut ini disebut juga dengan efek Coriolis. Akibat efek ini, angin dan arus laut di belahan bumi utara berputar searah jarum jam, dan sebaliknya pada belahan bumi selatan yang bergerak berlawanan. Pada kondisi perbedaan suhu dan tekanan udara yang tinggi, akan timbul angin yang kencang dan dapat menghasilkan hurricane atau angin topan. Pada wilayah Tropis yang berada di Garis Khatulistiwa seperti Indonesia, tidak terdapat efek Coriolis dan tidak mengalami badai topan.

 

Revolusi Bumi

            Selain melakukan rotasi (perputaran bumi pada porosnya), bumi juga berevolusi. Revolusi Bumi merupakan perputaran bumi mengelilingi matahari. Waktu yang diperlukan bumi untuk mengelilingi matahari (kala revolusi) adalah 365 seperempat hari. Lamanya revolusi ini juga digunakan untuk menentukan waktu satu tahun. Oleh karena kala revolusi bumi dalam setahun adalah 365 seperempat ahri, maka setiap empat tahun sekali, revolusi bumi digenapkan menjadi 366 hari. Tahun yang terdiri atas 366 hari dikenal dengan tahun kabisat. Dalam tahun kabisat, terdapat penambahan satu hari pada bulan Februari menjadi 29 hari. 

 Dampak dari Revolusi Bumi

            Adapun dampak yang kita rasakan ketika bumi melakukan revolusi (perputaran bumi mengelilingi matahari), antara lain sebagai berikut.

1.     Dasar penanggalan Masehi/Syamsiah. Penanggalan kalender masehi atau syamsiah memiliki jumlah hari dalam satu tahun sama dengan kala revolusi bumi, yaitu 365 atau 366 hari.

2.     Terjadinya perbedaan lamanya siang dan malam. Perbedaan ini dikarenakan perpaduan antara revolusi bumi dan kemiringan sumbu bumi terhadap bidang ekliptika (garis edar semu matahari). Periode 21 Maret hingga 21 September, kutub utara mendekati matahari sementara kutub selatan menjauhi matahari. Waktu siang hari di belahan bumi utara lebih lama dari pada waktu siang di belahan bumi bagian selatan. Periode 21 September hingga 21 Maret, kutub selatan mendekati matahari sementara kutub utara menjauhi matahari. Waktu siang hari di belahan bumi selatan lebih lama daripada waktu siang hari di belahan bumi utara.

3.     Gerak semu matahari. Gerak ini merupakan posisi matahari yang berubah-ubah. Hal ini dikarenakan bumni mengalami revolusi dengan sumbu rotasi miring. 

4.     Perbedaan musim. Terjadi perbedaan musim pada negara-negara yang terletak di wilayah subtropis bumi. Ada 4 musim yang terjadi yaitu musim panas, dingin, gugur, dan semi.

5.     Adanya rasi bintang. Rasi bintang ini tampak berbeda setiap bulannya. 

Minggu, 17 April 2022

KISAH MASUK ISLAMNYA HAMZAH BIN 'ABDUL MUTHALLIB R.A

 

MASUK ISLAMNYA HAMZAH bin ‘ABDUL MUTHALLIB RADHIYA ALLAHU ‘ANHU

“Sang Singa Allah dan Singa Rasulullah”

 

Ketika Hamzah bin ‘Abdul Muthalib Radhiya Allahu ‘Anhu merupakan paman, sahabat, saudara sepersusuan Baginda Nabi Muhammad ShallAllaahu ‘Alaihu Wa Sallam yang memeluk agama Islam pada awal – awal Baginda Nabi diutus menjadi nabi dan rasul.

Hamzah bin ‘Abdul Muthalib Radhiya Allahu ‘Anhu merupakan orang yang sangat kuat, kekar fisiknya, dan tinggi besar, serta ahli dalam memanah. Karena keahliannya memainkan anak panahnya Beliau sangat senang dengan kegiatan berburu, masa mudanya dihabiskan dengan berburu di hutan - hutan, gunung - gunung, padang pasir, dan lembah – lembah. Karena dengan kekuatan fisiknya yang sangat kuat Hamzah bin ‘Abdul Muthalib Radhiya Allahu ‘Anhu selalu menjadikan hewan singa menjadi sasaran buruan utamanya. Buruan singa setelah dibunuh dan mati pada masa jahiliyyah (masa kebodohan) langsung dimakan karena ketidak tahuan mereka pada hukum halal dan haramnya pada masa itu, maka Hamzah bin ‘Abdul Muthalib Radhiya Allahu ‘Anhu memikul singa buruannya di sebelah kiri pundaknya dengan satu tangan dan tangan kanannya memegang busur panah.

 


Diawal – awal Baginda Nabi Muhammad ShallAllaahu ‘Alaihu Wa Sallam diutus menjadi nabi dan rasul Hamzah bin ‘Abdul Muthalib Radhiya Allahu ‘Anhu tidak terpengaruh, belum juga masuk Islam, dan tidak membenci Baginda Nabi Muhammad ShallAllaahu ‘Alaihu Wa Sallam. Pernah terjadi sebuah peristiwa atas hikmah Allah Subhaanahu Wa Ta’ala membuat Hamzah bin ‘Abdul Muthalib Radhiya Allahu ‘Anhu akhirnya memeluk agama Islam Ketika melihat keponakannya (Nabi Muhammad ShallAllaahu ‘Alaihu Wa Sallam) selalu dicaci maki, dihina, serta diperlakukan dengan tidak manusiawi oleh penduduk kafir Quraisy di Mekkah. Baginda Nabi Muhammad ShallAllaahu ‘Alaihu Wa Sallam dengan sangat sabar menerima perlakukan mereka karena belum ada perintah atau wahyu untuk melawan. Kemudian disusul perlakuaan Abu Jahl Ketika  Baginda Nabi Muhammad ShallAllaahu ‘Alaihu Wa Sallam sedang thawaf bersama para sahabatnya, Abu Jahl mengucapkan perkataan dan penghinaan yang sangat menyakitkan bahkan lebih menyakitkan daripada melukai secara fisik, akan tetapi Baginda Nabi Muhammad ShallAllaahu ‘Alaihu Wa Sallam selalu sabar menerima perlakukan tersebut.

 

Melihat perlakuan Abu Jahl yang sangat keterlaluan maka dilaporkan peristiwa tersebut oleh seorang budak wanita milik Abdullah bin Jun’an (penduduk Mekkah yang tidak memusuhi Nabi dan tidak masuk Islam) kepada pamannya yaitu Hamzah bin ‘Abdul Muthalib Radhiya Allahu ‘Anhu Ketika sedang pulang berburu singa. Lalu budak Wanita ini berkata kepada Hamzah bin ‘Abdul Muthalib Radhiya Allahu ‘Anhu, “Tidakkah kau mengetahui apa yang dilakukan Abu Jahl terhadap keponakannu?” Hamzah bin ‘Abdul Muthalib Radhiya Allahu ‘Anhu berkata,”Apa yang Abu Jahl lakukan terhadap keponakanku?” Budak Wanita berkata,”Abu Jahl telah mencaci maki, menghina, dan menyakiti keponakanmu.” Maka Hamzah bin ‘Abdul Muthalib Radhiya Allahu ‘Anhu berkata,”Apakah tidak ada yang membelanya?”, “Tidak ada yang membelanya.” Ujar budak Wanita tersebut. Mendengar jawaban budak Wanita itu dengan sigapnya Hamzah bin ‘Abdul Muthalib Radhiya Allahu ‘Anhu mendatangi Abu Jahl di depan ka’bah padahal Beliau masih memegang singa buruannya dan busur pananhnya. Ketika Hamzah bin ‘Abdul Muthalib Radhiya Allahu ‘Anhu sampai di depan ka’bah singa buruannya ditaruh di sebelahnya lalu kepala Abu Jahl dihantam dengan busur panahnya sehingga berdarahlah kepala Abu Jahl seraya Hamzah bin ‘Abdul Muthalib Radhiya Allahu ‘Anhu berkata,”Hai Abu Jahl, sungguh beraninya engkau dengan keponakanku sementara Aku di dalam agamanya.”

Keluarlah dari mulut Hamzah bin ‘Abdul Muthalib Radhiya Allahu ‘Anhu,”Sementara Aku di dalam agamanya.” Padahal Hamzah bin ‘Abdul Muthalib Radhiya Allahu ‘Anhu belum memeluk agama Islam, Beliaupun tidah tahu apa yang diucapakannya kalimat itu, maka Abu Jahl mengatakan,”Biarkan dia, memang saya yang salah saya sudah berlebihan telah menghina keponakanmu itu.” Kemudian Hamzah bin ‘Abdul Muthalib Radhiya Allahu ‘Anhu pulang ke rumanhya, Dia renungi kalimat “Sementara Aku di dalam agamanya.” Timbullah gejolak batin yang membuatnya bingung atas kalimat yang diucapkannya tadi. Lalu Hamzah bin ‘Abdul Muthalib Radhiya Allahu ‘Anhu berdoa kepada Allah,”Yaa Allah, kalaulah agama keponakanku Muhammad benar, tanamkanlah di dalam hatiku dan seandainya tidak benar maka hilangkanlah dan berikan aku solusi dengan Quraisyh.”

 


Maka Hamzah bin ‘Abdul Muthalib Radhiya Allahu ‘Anhu berkata keesokan harinya pada saat dia bangun dia merasa dekat, merasa tenang dengan agama Nabi Muhammad ShallAllaahu ‘Alaihu Wa Sallam, maka diapun datang dan mengucapakan kalimat syahadat di hadapan Baginda Nabi Muhammad ShallAllaahu ‘Alaihu Wa Sallam.

Itulah kisah masuk Islamnya Hamzah bin ‘Abdul Muthalib Radhiya Allahu ‘Anhu “Sang Singa Allah dan Singa Rasulullah”.

 

 

 

 

 

                    

Ditulis oleh EKO SUBIANTORO, S.Pd

TOLERANSI DALAM KEBHINNEKAAN BANGSA

  TOLERANSI DALAM KEBHINNEKAAN BANGSA   Toleransi berasal dari bahasa Latin 'tolerantia' yang memiliki arti kelembutan hati, kel...