MASUK ISLAMNYA HAMZAH bin ‘ABDUL
MUTHALLIB RADHIYA ALLAHU ‘ANHU
“Sang Singa Allah dan Singa Rasulullah”
Ketika Hamzah bin ‘Abdul Muthalib Radhiya Allahu ‘Anhu merupakan paman,
sahabat, saudara sepersusuan Baginda Nabi Muhammad ShallAllaahu ‘Alaihu Wa Sallam
yang memeluk agama Islam pada awal – awal Baginda Nabi diutus menjadi nabi dan
rasul.
Hamzah bin ‘Abdul Muthalib Radhiya Allahu ‘Anhu merupakan orang yang
sangat kuat, kekar fisiknya, dan tinggi besar, serta ahli dalam memanah. Karena
keahliannya memainkan anak panahnya Beliau sangat senang dengan kegiatan
berburu, masa mudanya dihabiskan dengan berburu di hutan - hutan, gunung -
gunung, padang pasir, dan lembah – lembah. Karena dengan kekuatan fisiknya yang
sangat kuat Hamzah bin ‘Abdul Muthalib Radhiya Allahu ‘Anhu selalu menjadikan
hewan singa menjadi sasaran buruan utamanya. Buruan singa setelah dibunuh dan
mati pada masa jahiliyyah (masa kebodohan) langsung dimakan karena ketidak
tahuan mereka pada hukum halal dan haramnya pada masa itu, maka Hamzah bin
‘Abdul Muthalib Radhiya Allahu ‘Anhu memikul singa buruannya di sebelah kiri
pundaknya dengan satu tangan dan tangan kanannya memegang busur panah.
Diawal – awal Baginda Nabi Muhammad ShallAllaahu ‘Alaihu Wa Sallam
diutus menjadi nabi dan rasul Hamzah bin ‘Abdul Muthalib Radhiya Allahu ‘Anhu
tidak terpengaruh, belum juga masuk Islam, dan tidak membenci Baginda Nabi
Muhammad ShallAllaahu ‘Alaihu Wa Sallam. Pernah terjadi sebuah peristiwa atas
hikmah Allah Subhaanahu Wa Ta’ala membuat Hamzah bin ‘Abdul Muthalib Radhiya
Allahu ‘Anhu akhirnya memeluk agama Islam Ketika melihat keponakannya (Nabi
Muhammad ShallAllaahu ‘Alaihu Wa Sallam) selalu dicaci maki, dihina, serta
diperlakukan dengan tidak manusiawi oleh penduduk kafir Quraisy di Mekkah.
Baginda Nabi Muhammad ShallAllaahu ‘Alaihu Wa Sallam dengan sangat sabar menerima
perlakukan mereka karena belum ada perintah atau wahyu untuk melawan. Kemudian
disusul perlakuaan Abu Jahl Ketika Baginda
Nabi Muhammad ShallAllaahu ‘Alaihu Wa Sallam sedang thawaf bersama para
sahabatnya, Abu Jahl mengucapkan perkataan dan penghinaan yang sangat
menyakitkan bahkan lebih menyakitkan daripada melukai secara fisik, akan tetapi
Baginda Nabi Muhammad ShallAllaahu ‘Alaihu Wa Sallam selalu sabar menerima perlakukan
tersebut.
Melihat perlakuan Abu Jahl yang sangat keterlaluan maka dilaporkan
peristiwa tersebut oleh seorang budak wanita milik Abdullah bin Jun’an (penduduk
Mekkah yang tidak memusuhi Nabi dan tidak masuk Islam) kepada pamannya
yaitu Hamzah bin ‘Abdul Muthalib Radhiya Allahu ‘Anhu Ketika sedang pulang
berburu singa. Lalu budak Wanita ini berkata kepada Hamzah bin ‘Abdul Muthalib
Radhiya Allahu ‘Anhu, “Tidakkah kau mengetahui apa yang dilakukan Abu Jahl
terhadap keponakannu?” Hamzah bin ‘Abdul Muthalib Radhiya Allahu ‘Anhu
berkata,”Apa yang Abu Jahl lakukan terhadap keponakanku?” Budak Wanita
berkata,”Abu Jahl telah mencaci maki, menghina, dan menyakiti keponakanmu.”
Maka Hamzah bin ‘Abdul Muthalib Radhiya Allahu ‘Anhu berkata,”Apakah tidak ada
yang membelanya?”, “Tidak ada yang membelanya.” Ujar budak Wanita tersebut.
Mendengar jawaban budak Wanita itu dengan sigapnya Hamzah bin ‘Abdul Muthalib
Radhiya Allahu ‘Anhu mendatangi Abu Jahl di depan ka’bah padahal Beliau masih
memegang singa buruannya dan busur pananhnya. Ketika Hamzah bin ‘Abdul Muthalib
Radhiya Allahu ‘Anhu sampai di depan ka’bah singa buruannya ditaruh di
sebelahnya lalu kepala Abu Jahl dihantam dengan busur panahnya sehingga
berdarahlah kepala Abu Jahl seraya Hamzah bin ‘Abdul Muthalib Radhiya Allahu
‘Anhu berkata,”Hai Abu Jahl, sungguh beraninya engkau dengan keponakanku
sementara Aku di dalam agamanya.”
Keluarlah dari mulut Hamzah bin ‘Abdul Muthalib Radhiya Allahu ‘Anhu,”Sementara
Aku di dalam agamanya.” Padahal Hamzah bin ‘Abdul Muthalib Radhiya Allahu
‘Anhu belum memeluk agama Islam, Beliaupun tidah tahu apa yang diucapakannya
kalimat itu, maka Abu Jahl mengatakan,”Biarkan dia, memang saya yang salah saya
sudah berlebihan telah menghina keponakanmu itu.” Kemudian Hamzah bin ‘Abdul
Muthalib Radhiya Allahu ‘Anhu pulang ke rumanhya, Dia renungi kalimat “Sementara
Aku di dalam agamanya.” Timbullah gejolak batin yang membuatnya bingung
atas kalimat yang diucapkannya tadi. Lalu Hamzah bin ‘Abdul Muthalib Radhiya
Allahu ‘Anhu berdoa kepada Allah,”Yaa Allah, kalaulah agama keponakanku
Muhammad benar, tanamkanlah di dalam hatiku dan seandainya tidak benar maka
hilangkanlah dan berikan aku solusi dengan Quraisyh.”
Maka Hamzah bin ‘Abdul Muthalib Radhiya Allahu ‘Anhu berkata keesokan
harinya pada saat dia bangun dia merasa dekat, merasa tenang dengan agama Nabi
Muhammad ShallAllaahu ‘Alaihu Wa Sallam, maka diapun datang dan mengucapakan
kalimat syahadat di hadapan Baginda Nabi Muhammad ShallAllaahu ‘Alaihu Wa
Sallam.
Itulah kisah masuk Islamnya Hamzah bin ‘Abdul Muthalib Radhiya Allahu
‘Anhu “Sang Singa Allah dan Singa Rasulullah”.
Ditulis oleh EKO SUBIANTORO, S.Pd
Tidak ada komentar:
Posting Komentar