Home

Minggu, 17 April 2022

KISAH MASUK ISLAMNYA HAMZAH BIN 'ABDUL MUTHALLIB R.A

 

MASUK ISLAMNYA HAMZAH bin ‘ABDUL MUTHALLIB RADHIYA ALLAHU ‘ANHU

“Sang Singa Allah dan Singa Rasulullah”

 

Ketika Hamzah bin ‘Abdul Muthalib Radhiya Allahu ‘Anhu merupakan paman, sahabat, saudara sepersusuan Baginda Nabi Muhammad ShallAllaahu ‘Alaihu Wa Sallam yang memeluk agama Islam pada awal – awal Baginda Nabi diutus menjadi nabi dan rasul.

Hamzah bin ‘Abdul Muthalib Radhiya Allahu ‘Anhu merupakan orang yang sangat kuat, kekar fisiknya, dan tinggi besar, serta ahli dalam memanah. Karena keahliannya memainkan anak panahnya Beliau sangat senang dengan kegiatan berburu, masa mudanya dihabiskan dengan berburu di hutan - hutan, gunung - gunung, padang pasir, dan lembah – lembah. Karena dengan kekuatan fisiknya yang sangat kuat Hamzah bin ‘Abdul Muthalib Radhiya Allahu ‘Anhu selalu menjadikan hewan singa menjadi sasaran buruan utamanya. Buruan singa setelah dibunuh dan mati pada masa jahiliyyah (masa kebodohan) langsung dimakan karena ketidak tahuan mereka pada hukum halal dan haramnya pada masa itu, maka Hamzah bin ‘Abdul Muthalib Radhiya Allahu ‘Anhu memikul singa buruannya di sebelah kiri pundaknya dengan satu tangan dan tangan kanannya memegang busur panah.

 


Diawal – awal Baginda Nabi Muhammad ShallAllaahu ‘Alaihu Wa Sallam diutus menjadi nabi dan rasul Hamzah bin ‘Abdul Muthalib Radhiya Allahu ‘Anhu tidak terpengaruh, belum juga masuk Islam, dan tidak membenci Baginda Nabi Muhammad ShallAllaahu ‘Alaihu Wa Sallam. Pernah terjadi sebuah peristiwa atas hikmah Allah Subhaanahu Wa Ta’ala membuat Hamzah bin ‘Abdul Muthalib Radhiya Allahu ‘Anhu akhirnya memeluk agama Islam Ketika melihat keponakannya (Nabi Muhammad ShallAllaahu ‘Alaihu Wa Sallam) selalu dicaci maki, dihina, serta diperlakukan dengan tidak manusiawi oleh penduduk kafir Quraisy di Mekkah. Baginda Nabi Muhammad ShallAllaahu ‘Alaihu Wa Sallam dengan sangat sabar menerima perlakukan mereka karena belum ada perintah atau wahyu untuk melawan. Kemudian disusul perlakuaan Abu Jahl Ketika  Baginda Nabi Muhammad ShallAllaahu ‘Alaihu Wa Sallam sedang thawaf bersama para sahabatnya, Abu Jahl mengucapkan perkataan dan penghinaan yang sangat menyakitkan bahkan lebih menyakitkan daripada melukai secara fisik, akan tetapi Baginda Nabi Muhammad ShallAllaahu ‘Alaihu Wa Sallam selalu sabar menerima perlakukan tersebut.

 

Melihat perlakuan Abu Jahl yang sangat keterlaluan maka dilaporkan peristiwa tersebut oleh seorang budak wanita milik Abdullah bin Jun’an (penduduk Mekkah yang tidak memusuhi Nabi dan tidak masuk Islam) kepada pamannya yaitu Hamzah bin ‘Abdul Muthalib Radhiya Allahu ‘Anhu Ketika sedang pulang berburu singa. Lalu budak Wanita ini berkata kepada Hamzah bin ‘Abdul Muthalib Radhiya Allahu ‘Anhu, “Tidakkah kau mengetahui apa yang dilakukan Abu Jahl terhadap keponakannu?” Hamzah bin ‘Abdul Muthalib Radhiya Allahu ‘Anhu berkata,”Apa yang Abu Jahl lakukan terhadap keponakanku?” Budak Wanita berkata,”Abu Jahl telah mencaci maki, menghina, dan menyakiti keponakanmu.” Maka Hamzah bin ‘Abdul Muthalib Radhiya Allahu ‘Anhu berkata,”Apakah tidak ada yang membelanya?”, “Tidak ada yang membelanya.” Ujar budak Wanita tersebut. Mendengar jawaban budak Wanita itu dengan sigapnya Hamzah bin ‘Abdul Muthalib Radhiya Allahu ‘Anhu mendatangi Abu Jahl di depan ka’bah padahal Beliau masih memegang singa buruannya dan busur pananhnya. Ketika Hamzah bin ‘Abdul Muthalib Radhiya Allahu ‘Anhu sampai di depan ka’bah singa buruannya ditaruh di sebelahnya lalu kepala Abu Jahl dihantam dengan busur panahnya sehingga berdarahlah kepala Abu Jahl seraya Hamzah bin ‘Abdul Muthalib Radhiya Allahu ‘Anhu berkata,”Hai Abu Jahl, sungguh beraninya engkau dengan keponakanku sementara Aku di dalam agamanya.”

Keluarlah dari mulut Hamzah bin ‘Abdul Muthalib Radhiya Allahu ‘Anhu,”Sementara Aku di dalam agamanya.” Padahal Hamzah bin ‘Abdul Muthalib Radhiya Allahu ‘Anhu belum memeluk agama Islam, Beliaupun tidah tahu apa yang diucapakannya kalimat itu, maka Abu Jahl mengatakan,”Biarkan dia, memang saya yang salah saya sudah berlebihan telah menghina keponakanmu itu.” Kemudian Hamzah bin ‘Abdul Muthalib Radhiya Allahu ‘Anhu pulang ke rumanhya, Dia renungi kalimat “Sementara Aku di dalam agamanya.” Timbullah gejolak batin yang membuatnya bingung atas kalimat yang diucapkannya tadi. Lalu Hamzah bin ‘Abdul Muthalib Radhiya Allahu ‘Anhu berdoa kepada Allah,”Yaa Allah, kalaulah agama keponakanku Muhammad benar, tanamkanlah di dalam hatiku dan seandainya tidak benar maka hilangkanlah dan berikan aku solusi dengan Quraisyh.”

 


Maka Hamzah bin ‘Abdul Muthalib Radhiya Allahu ‘Anhu berkata keesokan harinya pada saat dia bangun dia merasa dekat, merasa tenang dengan agama Nabi Muhammad ShallAllaahu ‘Alaihu Wa Sallam, maka diapun datang dan mengucapakan kalimat syahadat di hadapan Baginda Nabi Muhammad ShallAllaahu ‘Alaihu Wa Sallam.

Itulah kisah masuk Islamnya Hamzah bin ‘Abdul Muthalib Radhiya Allahu ‘Anhu “Sang Singa Allah dan Singa Rasulullah”.

 

 

 

 

 

                    

Ditulis oleh EKO SUBIANTORO, S.Pd

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TOLERANSI DALAM KEBHINNEKAAN BANGSA

  TOLERANSI DALAM KEBHINNEKAAN BANGSA   Toleransi berasal dari bahasa Latin 'tolerantia' yang memiliki arti kelembutan hati, kel...